KOMUNIKASI SPIRITUAL DALAM ISLAM

06.32 Edit This 0 Comments »
KOMUNIKASI SPIRITUAL DALAM ISLAM
Resum buku:Kapita Selekta Komunikasi Pendekatan Budaya dan Agama, Ujang Saefullah.

SPIRITUAL mengandung makna rohaniah atau sesuatu yang berkenaan dengan rohani atau batin. Rohani merupakan karunia Tuhan yang diberikan kepada manusia yang berada didalam hati. Hati selalu berkata jujur, tidak pernah bohong. Suara hati merupakan kunci spiritualitas karena ia merupakan pancaran sifat-sifat Illahi. Sifat-sifat Illahi dihembuskan Tuhan kepada jiwa manusia, sehingga manusia mempunyai keinginan-keinginan dalam hidupnya.

Menurut ary Ginanjar Agustian, suara hati manusia pada dasarnya bersifat universal, dengan catatan manusia tersebut telah mencapai titik Zero Mind dan terbatas dari paradigma dan belenggu.
Dalam surat As-Sajdah ayat 9, dimana Allah telah meniupkan ruh ciptaan-Nya yang bersifat mulia kepada manusia maka sebenarnya Allah telah meniupkan pula keinginan-Nya kedalam hati manusia.

A.DEFINISI DAN MAKNA KOMUNIKASI SPIRITUAL

Menurut Nina syam (2006) komunikasi spiritual adalah komunikasi yang
terjadi antara manusia dan Tuhan. Atau dapat pula difahami bahwa komunikasi spiritual berkenaan dengan agama. Artinya: komunikasi yang didasari nuansa-nuansa keagamaan. Karena agama mengajarkan kepada kita :
- siapakah kita
- apa tujuan hidup kita
- Mau kemana arah hidup kita

untuk menjawab itu semua kita perlu melakukan komunikasi spiritual.
Hakikat komunikasi adalah proses pencipta makna dengan menggunakan simbol-simbol atau tanda-tanda.

Allah menebarkan simbol-simbol atau tanda-tanda melalui dua ayat yaitu
1. Ayat quraniyah (tulisan-tulisan Al-Qur’an) yang berisi perintah dan larangan.
2. Yang kedua, ayat kauniyah, (berbentuk alam semesta) yang antara lain: Allah
telah menciptakan bumi, langit, gunung, dan lain-lainnya, demikian pula peristiwa-peristiwa alam seperti tsunami, banjir dan lain sebagainya.Hal ini merupakan tanda-tanda komunikasi Allah dengan makhluknya.

Dalam konteks sekarang, bagaimana sesungguhnya komunikasi kita dengan Tuhan? Manusia dapat berkomunikasi dengan Tuhan melalui amalan-amalan batin, seperti sholat, berdoa zikir dan lain-lain. Pada waktu kita sholat sesungguhnya kita sedang melakukan berkomunikasi dengan Tuhan. Tuhan bertindak sebagai komunikan (penerima pesan) , sedang kita bertindak sebagai komunikator (pengirim pesan).

Komunikasi spiritual antara manusia dan Tuhan, bila direnungkansecara saksama, sesungguhnya dipengarui oleh suara hati kita yang bersih. Suara hati kita yang bersih inilah yang disebut kecerdasan spiritual.
Menurut Ary Ginanjar(2001) kecerdasal spiritual tidak sama dengan ritual. Ritual adalah bagian dari kecerdasan spiritual.

Kecerdasan spiritual atau spiritual quotieont (SQ), Zohar dan Marshall (Ginanjar,2001:46) mendefinisikan kecerdasan spiritual sebagai kecerdasan untuk menghadapi persoalan makna, yaitu kecerdasan untuk menempatka perilaku dan hidup kita dalam konteks makna yang lebih luas dan kaya, kecerdasan untuk menilai bahwa tindakan seseorang lebih bermakna dibandingkan dengan yang lain. SQ adalah landasan yang diperlukan untuk memfungsikan kecerdasan intelektual (IQ) dan kecerdasan emosional (EQ) secara efektif. Sedangkan dalam ESQ, kecerdasan spiritual adalah kemampuan untuk memberi makna spiritual terhadap pemikiran, perilaku dan kegiatan, serta mampu menyinergikan. IQ,EQ dan SQ secara konprehensif (Ginanjar, 2001:47).


B.TUJUAN KOMUNIKASI SPIRITUAL

Tujuan utama berkomunikasi antara manusia dan Tuhan yaitu:
1.peningkatan kualitas iman dan taqwa
2.peningkatan kualitas ibadah
3.peningkatan kualitas akhlak
4.tercapainya perdamaian hakiki
5.keselamatan dunia akhirat

C. PRINSIP-PRINSIP KOMUNIKASI SPIRITUAL

Prinsip-prinsip komunikasi spiritual diadopsi dari Asmaul-Husna meliputi:
1.Al-Quddus (Mahasuci)
Maksudnya Allah itu Mahasuci dari aib dan yang terpelihara dari semua yang tidak layak. Sifat Al-Quddus ini Allah hembuskan kepada manusia sehingga manusia memiliki potensi untuk bersih dsri segala kotoran-kotoran batin seperti lalai dalam mengingat Allah, tidak ikhlas, ujub, gila dunia dan lain sebagainya.

2.Al-lathiif (Mahalembut)
Maksudnya Allah maha mengetahui segala sesuatu yang sangat kecil, dan menurunkan ramat-Nya dengan cara yang sangat halus dan lembut (Ibnu Qoyyim,2006:151).

3.Al-Mu’min (Mahajujur)
Artinya Allah terpercaya (jujur) dalam segala hal, terpercaya karena Firman-Nya, kekuasaan-Nya, dan janji-Nya.

4.As-shabuur (Mahasabar)
Ibnu Qoyyim (2006:219) mengatakan: “Nama ash-Shabuur adalah bentuk mubalaagah (mengandung arti sangat). Kesabaran Allah sangat berbeda dengan kesabaran makhluk dan tidak ada seorang pun yang menandingi kesabaran-Nya dalam segala hal.


5.Al-Fattah (Maham Membuka Hati)
Allah membuka hati manusia agar manusia mendapat kemudahan dalam berbagai urusan , sesuatu yang dirasa sempit menjadi terbuka, yang mendapat kesedihan mendapat bahagia, yang terhina menjadi terangkat derajatnya, dan Allah membukakan rezeki seluas-luasnya kepada manusia yang dikehendaki.

D.KOMUNIKASI SPIRITUAL MELALUI AMALAN-AMALAN BATIN.
Komunikasi spiritual dapat dilakukan melalui amalan-amalan batin, diantaranya
yaitu: sholat, zikir, berdoa, dan tafakur.




KOMUNIKASI TRANSENDENTAL: PERSPEKTIF FILSAFAT ISLAM

Istilah komunikasi transendental belum banyak dikaji oleh para pakar komunikasi karena sifatnya abstak. Nina Syam (2006) melakukan terobosan baru diluar kebiasaan para ilmuan barat, bahkan jauh melebihi jangkauan para pakar komunikasi dinegeri ini yang relatif lebih senior dan berpengalaman. Keberaniannya dalam mengembangkan ilmu komunikasi transendental merupakan fenomena yang menarik dan membanggakan.

Fenomena yang dikembangkan merupakan fenomena yang umum yang mun cul pada awal abat ke 21yaitu kembalinya manusia ke alam sadar dengan mengakui agama sebagai suatu problem solver dalam kehidupan dan pemberi pencerahan di saat galau dan penuh kegelapan.

Memahami komunikasi transendental secara ilmiah, dapat ditelusuri dari berbagai disiplin ilmu yang mempengaruhinya seperti: psikologi kognisi, antropologi metafisik, sosiologi fenomenologi, filsafat metafisik, dan filsafat islam.

A. HAKIKAT FILSAFAT ISLAM
Menurut Mustafa Abdurraziq (dalam ensiklopedi alam,1999:15) dapat dilihat dari kata pemaknaan hikmah dan hakim dalam bahasa arab yang sama dengan arti filsafat dan falsafah; hukuma al-islam atau falasifah al-islam. Asal makna kata hikmah adalah tali kendali. Jadi kata hikmah itu dalam arti pengetahuan atau kebijaksanaan.

Menurut Sadr al-Din Shirazi, filsafat Islam adalah upaya melakukan interprestasi rasional terhadap alam semesta sebagai sebuah kesatuan yang sistematis, yang bertujuan sebisa mungkin meniru kebenaran Allah. Kebenaran yang datang dari Allah itu adalah benar dan mutlak adanya.

Dengan demikin filsafat islam adalah pencarian kebenaran akhir, sekaligus merupakan keyakinan yang berakar kepada kebutuhan praktis menusia baik materi maupun spiritual.
Kajian filsafat islam terdiri dari: filsafat tentang Tuhan, filsafat tentang manusia (ruh), dan filsafat tentang alam.


B. MEMAHAMI KOMUNIKASI TRANSENDENTAL NINA SYAM
Menurutnya, filsafat islam yang dapat memengaruhi komunikasi transendental bisa di telusuri dari dimensi transendental yang ada dalam diri manusia yaitu: ruh, qolb, aql, dan nafs.

1.Ruh
Ruh yang dimaksud Nina adalah ruh yang bermakna al-latifhah, yang berpotensi untuk mengenal dan mengetahui sesuatu (yang abtrak)

2.Qolb
Qolb dalam pandangan Nina sama seperti qolb dalam konsep Al-Ghazali, bahwa qolb memiliki dua makna yaitu:

a.daging yang berbentuk sanaubar (hati), yang terdapat di bagian kiri dada, dimana yang didalamnya terdapat rongga yang berisi darah hitam. Dalam rongga itulah terletak sumber atau pusat ruh (Al-Ghazali 2003, 83)

b.Sesuatu yang sangat halus (al-lathifah), tidak kasat mata dan tidak dapat diraba.
Untuk mengenal Allah,hati hati memerlukan kendaraan dan bekal.
Kendaraannya adalah badan dan bekalnya adalah ilmu. Sementara itu yang dapat mengantarkan dan memperoleh bekal adalah kebaikan. Bagi seorang hamba, ia tidak mungkin sampai kepada Allah swt selama dirinya tidak meninggalkan kecenderungan-kecenderungan syahwat dan melampaui kehidupan dunia.

3.Aql
Kata akal memiliki beberapa arti antara lain
-sebagai pengetahuan tentang hakikat sesuatu, dimana ia sebagai sifat dari ilmu dan bertempat di hati

-sebagai bagian dari manusia yang memiliki kemampuan untuk menyerap ilmu pengetahuan

4.Nafs
Kata nafs memiliki beberapa persamaan seperti: nafsu, seksual, jiwa, dan sebagainya.
Namun dalam kontek ini Al-Ghazali hanya membatasi kedalam dua makna
-meliputi kekuatan emosi, amarah, dan syahwat yang terdapat pada diri manusia.
-Al-lathifah yaitu sesuatu yang abtrak, yang membentuk diri manusia yakni jiwa manusia dan esensinya.


C.KONTRIBUSI PEMIKIRAN
Bardasarkan pemikiran Nina tersebut, ada tiga hal penting yang perlu di kritik, diantaranya:
1.dimensi-dimensi transendental dalam filsafat islam. Yang meliputi: ruh, qolb, aql, dan nafs.

2.Belum jelasnya wahyu dalam komunikasi transendental. Dalam pandangan islam apalagi tasawuf islam, karena wahyu adalah sumber pengetahuan yang dapat memengaruhi komunikasi transendental karena posisi akal tidak bisa menjangkau semua yang di inginkan oleh manusia, seperti pendapat kaum mu’tazilah bahwa tidak semua yang baik dan buruk dapat diketahui oleh akal. Dengan demikian wahyu dapat menyempurnakan akal tentang baik dan buruk.


3.Sasaran (komunikan) dalam komunikasi transendental.
Siapakah sasaran dalam komunikasi transendental apakah Tuhan, malaikat, jin, ataukah setan?




KOMUNIKASI ANTARPERADABAN PERSPEKTIF AGAMA

Komunikasi peradaban sama halnya dengan komunikasi transendentil sebagai terminologi kontemporer yang ada dalam lapangan komunikasi. Istilah tersebut jarang di kaji dan kurang mendapat perhatian dari gerbagai kalangan, baik para ilmuwan komunikasi maupun praktisi komunikasi. Dengan demikian komunikasi antar peradaban menjadi asing dan kurang mendapat apresiasi yang sewajarnya.
Peradaban manusia di era milenium ketiga ini teramcam berhadapan bahkan berbenturan. Seperti yang diungkapkan oleh Samuel P. Huntington dalam tesisnya The Clash Of Civilization, bahwa perbenturan antarperadaban akan terjadi karena tiga hal yaitu: hegemoni/arogansi barat, intoleransi Islam, dan fanatisme Konfusianisme. Lebih lanjut Huntington menyebutkan sedikitnya ada enam alasan mengapa terjadi perang antarperadaban dimasa depan yakni:
a.perbedaan antarperadaban tidak hanya riil, tetapi juga mendasar

b.dunia sekarang semakin menyempit sehingga interaksi antar orang yang berbeda peradaban semakin meningkat

c.proses modernisasi ekonomi dan perubahan dunia membuat orang atau masyarakat tercerabut dari identitas lokal mereka yang sudah berakar dalam, disamping memperlemah negara, bangsa sebagai sumber identitas mereka.

d.Tumbuhnya kesadaran peradaban dimungkinkan adanya peran ganda barat

e.Karakteristik dan peradaban budaya kurang bisa menyatu dibanding karakteristik dan peradaban politik serata ekonomi

f.Regionalisme ekonimi semakin meningkat

Dari tesis Huntington tersebut, dapat difahami bahwa sesungguhnya agamalah yang menjadi titik sentral dari konflik antarperadaban saat ini dan dimasa depan. Pada satu sisi agama berfungsi sebagai wacana spiritual yang melahirkan rasa aman, tentram dan damai. Namun pada sisi lain agama menjadi pemicu konflik antarperadaban jika agama di interprestasi secara subjektif demi kepentingan sepihak umat.

A.AGAMA DAN PERADABAN
1.Pengertian dan Tipologi Agama
Berdasarkan sudut pandang bangsa indonesia, agama berasal dari kata sansakerta yang artinya tidak kacau. Ini mengandung pengertian bahwa agama adalah: suatu peraturan yang mengatur kehidupan manusia agar tidak kacau.
Menurut inti maknanya yang khusus, kata agama dapat disamakan dengan kata religion dalam bahasa Inggris, dan religidari akar kata belanda. Sedang dalam bahasa Arab, agama dikenal dengan kata al-din dan al-Milah. Al-din berarti agama sifatnya umum, artinya tidak ditunjukkan kepada salah satu agama. Ia adalah nama untuk setiap kepercayaan yang ada didunia ini.

Afif Muhammad (2004:9-10) mengemukakan ada dua pengertian penting dalam agama yaitu:
a.agama sebagai suatu doktrin dan ajaran yang termuat dalam kitab-kitab
b.agama sebagai aktualisasi, dari doktrin tersebut yang terdapat dalam sejarah.

Dilihat dari sudut kategori pemahaman manusia, agama memiliki dua
segi yang membedakan dalam perwujudannya yaitu:
a.segi kewajiban psychological state yaitu suatu kondisi subjektif atau kondisi kejiwaan manusia, berkenaan dengan apa yang dirasakan oleh penganut agama.

b.Segi kewajiban objective state yaitu suatu keadaan yang muncul ketika agama dinyatakan oleh penganutnya dalam berbagai ekspresi, baik ekspresi teologis, ritual, maupun persekutuan.

Menurut Jevens (Kahmad, 2000:16) berpendapat, kata religionberasal dari kata kerja dalam bahasa latin, religere, yang menunjukkan arti ibadat yang berasaskan pada ketundukan, rasa takut, dan hormat.
Adapun Herbert Spenser, sosiolog dari Inggris, dalam bukunya, Principle of sociology, berpendapat bahwa faktor utama dalam beragama adalah iman akan adanya kekuasaan yang tak terbatas, atau kekuasaan yang tidak dapat digambarkan batas waktu atau tempatnya.
Menurut E.B. Taylor, ahli antropologi budaya, dalam bukunya, the Primitive Culture, agama adalah keyakinan tentang adanya makhluk spiritual (roh-roh).

2.Paradigma Agama: Peradaban Manusia
Manusia dalam pandangan agama diposisikan sebagai makhluk yang memiliki bentuk yang sempurna, ia juga satu-satunya makhluk yang dibekali akal. Dengan potensi akal, maka Tuhan memberikan amanah kepada manusia, setelah amanah itu tidak diterima oleh langit, bumi dan gunung. Sebagaimana firman Allah dalam surat Al-Ahzab ayat 72:
Yang artinya: “sesungguhnya Kami telah menawarkan amanat kepada langit, bumi, dan gunung-gunung, maka semuanya enggan untuk memikul amanat itu, dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan di pikullah amanat6 itu oleh manusia.”
Dari ayat tersebut dapat di fahami bahwa kata amanah menurut ahli tafsir difahami dengan tugas-tugas keagamaan seperti:
-Tugas beribadah atau ritual
-Tugas memimpin bumi
-Tugas penyeru pada jalan kebenaran dan kebajikan
Ketiga tugas tersebut diemban oleh manusia agar hidup lebih bermakna dan beradab.


3.Konsep Dasar Peradaban
Menurut Huntington (dalam Ulumul Qur’an, 1993:12) bahwa peradaban adalah suatu entitas budaya. Bahwa desa-desa, daerah-daerah, kelompok-kelompok etnik, kebangsaan, kelompok keagamaan, semuanya mempunyai budaya dan tingkat keragaman budaya yang berbeda-beda.


Karena itu suatu peradaban adalah pengelompokan tertinggi orang-orang dengan tingkat identitas budaya yang paling luas yang dimiliki pleh mereka sehingga membedakannya dari spesies yang lain. Yang dibatasi oleh unsur objektif seperti bahasa, sejarah, agama, adat istiadat, dan lembaga-lembaga.

4.Garis-garis Pemisah Antarperadaban
Menurut Samuel P. Huntington (dalam Jurnal Ulumul Qur’an,1993) bahwa garis pemisah antarperadaban yang menggantikan batas-batas ideologi dan politik perang dingin, merupakan titik pijar bagi pertarungan dan pertumpahan darah.



B.KOMUNIKASI ANTARPERADABAN PERSPEKTIF AGAMA
1.Pengertian Komunikasi Peradaban
Secara terminologi, komunikasi peradaban dapat diartikan sebagai bentuk komunikasi antar sumber dan penerima pesan yang berasal dari peradaban yang berbeda. Komunikasi peradaban akan terjadi bila mana penyampaian pesan (komunikator) berasal dari suatu peradaban tertentu dan penerima pesan (komunikan) berasal dari peradaban yang lain. Komunikan antarperadaban berlangsung secaraefektif apabila peradaban yang satu dengan peradaban yang lain saling menghormati, saling menghargai, dan saling berempati. Selain itu, peradaban yang satu harus memahami karakteristik peradaban yang lain.

2.Proses Komunikasi Antarperadaban
Komunikasi antarperadaban perlu diawali dengan memahami tradisi dan karakteristik peradaban masing-masing. Nina syam (2006:6) membandingkan antara peradaban Islam dan Barat.
- Peradaban Islam memiliki karakteristik yang rasional, emosional,
spiritual dan religius
- Sedangkan peradaban Barat memiliki karakteristik yang rasional-sekuler.

Menurut Adian Husaini (2005:29) ada tiga faktor, mengapa Barat memilih hidup sekuler-liberal, dan kemudian menggolongkan pandangan hidup ini keseluruh dunia, termasuk kedunia Islam. ketiga faktor tersebut antara lain:
-Problem Sejarah Kristen
-Problem Teks Bimble
-Problem Teologi Kristen


3.Model Komunikasi Peradaban
Karna di anggap pradaban islam di anggab baru, maka belum memiliki model.

4.Hambatan- hambatan Komunikasi Peradaban
Di antara hambatan-hambatan tersebut adalah:
-Stereotip
-Persepsi Tentang Islam dan Barat
-Benturan Peradaban
-Ketidak adilan dan Pelanggaran HAM






KOMUNIKASI ANTARBUDAYA DALAM PERSPEKTIF TEORI INTERAKSI SIMBOLIK

ASUNSI dasar yang dimunculkan dalam proses komunikasi, yaitu berhubungan dengan sikap dan perilaku manusia.
Mulyana dan Rakhmat (1993:13) mengemukakan bahwa sebelum perilaku tersebut dikatakan sebagai sebuah pesan, terlebih dahulu perilaku itu harus memenuhi dua syarat yaitu:
-perilaku harus diobservasi oleh seseorang.
-Perilaku harus mengandung makna, dengan kata lain, setiap perilaku yang dapat diartikan adalah sebuah pesan.
Perilaku yang tampak pada diri seseorang ketika dia berbuat, bisa berbentuk verbal ataupun nonverbal.

A.KOMUNIKASI ANTARBUDAYA
Kajian komunikasi antarbudaya menjadi sangat populer selama 20 tahun terakhir karena kajian ini sangat menarik dan unik. Menarik karena garapannya sangat luas dan beragam.
Stewart L. Tubbs dan Sylvia Moss (1996:236) mengatakan bahwa komunikasi antar budaya dapat terjadi dalam konteks komunikasi apapun, mulai dari komunikasi antarpesona hingga komunikasi organisasi, dan komunikasi massa.
Fred E. Jandt (1998: 36) menjelaskan bahwa komunikasi antarbudaya berhubungan dengan interaksi tatap muka antar orang dari berbagai budaya.
Coller dan Thomas (Jandt, 1998:37) mendefinisikan komunikasi antarbudaya yaitu komunikasi diantara orang-orang yang memilki identitas berbeda dari budaya lain.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa komunikasi antar budaya adalah suatu bentuk komunikasi dimana sumber pesan dan penerimanya berasal dari budaya yang berbeda, yaitu: perbedaan karakteristik perilaku, nilai atau norma budaya yang dianut, keyakinan, simbol verbal dan non verbal, dan lain sebagainya.

B.KENDALA-KENDALA KOMUNIKASI ANTAR BUDAYA
Kendala-kendala komunikasi antarbudaya tersebut antara lain:
1.Pesan verbal
Yaitu pesan berbentuk bahasa lisan ataupun tulisan.

2.Pesan nonverbal
Yaitu pesan yang berbentuk isyarat, gerak, sikap, dan gambar.

3.Norma
Yaitu aturan-aturan mapan tentang perilaku yang diterima dan layak

4. Peranan
Yaitu perangkat norma yang berlaku bagi kelompok yang spesifik dalam suatu masyarakat

5.Kepercayaan dan Nilai
Yaitu nilai-nilai universal yang dianut oleh suatu budaya tertentu, dan mereka menaati nilai-nilai tersebut

6. Etnosentrisme
Yaitu kecenderungan menghakimi nilai, adat istiadat, dan perilaku atau aspek-aspek budaya lain yang menggunakan nilai, adat-istiadat, perilaku atau aspek-aspek budaya kelompok kita sendiri sebagai standar penilaian.

7. Stereotip
Yaitu konsep mengenai suatu sifat golongan berdasarkan prasangka yang subjektif dan tidak tepat.

C.PERSPEKTIF TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Teori simbolik muncul ketika awal kegagalan kaum interaksionalis menerbitkan prespektif filsafat mereka. Yang membuat perkembangan pada massa itu.

D. KRITIK ATAS TEORI INTERAKSI SIMBOLIK
Disini di jelaskan tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan perkembangan masyarakat yang mampu membawa masyarakat pada sebuah kemajuan dalam tingkatan sesama manusia. Namun terdapat kelemahan pada simbol-simboll tersebut hanya berbentuk kata bukan sebuah kalimat yang mudah di pahami.

0 komentar: